close icon
Scroll ke atas untuk melanjutkan
Pemerintah diminta mengantisipasi cuaca ekstrem dan karhutla menyusul terjadinya gerak semu Matahari yang memicu RI dilanda suhu panas. Freepik
icon caption
Pemerintah diminta mengantisipasi cuaca ekstrem dan karhutla menyusul terjadinya gerak semu Matahari yang memicu RI dilanda suhu panas. Freepik
Nasional
Jumat, 28 April 2023 15:08

RI dilanda suhu panas, pemerintah diminta antisipasi cuaca ekstrem dan karhutla

Suhu di Indonesia meningkat dalam beberapa waktu terakhir bahkan hingga 37,2 derajat celcius akibat gerak semu Matahari.
swipe

Adanya gerak semu Matahari membuat Indonesia mengalami suhu panas dalam beberapa waktu terakhir. Bahkan, suhu tertinggi tercatat hingga 37,2 derajat celcius.

Wakil Ketua Komisi V DPR, Andi Iwan Darmawan Aras, pun meminta pemerintah melakukan mitigasi, terutama potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Apalagi, Indonesia segera memasuki musim kemarau.

"Cuaca panas sedang melanda sebagian besar wilayah Indonesia akhir-akhir ini. Pemerintah harus bisa mengantisipasi lewat berbagai kebijakan dan program agar cuaca ekstrem seperti ini tidak merugikan masyarakat," katanya dalam keterangannya, Jumat (28/4).

Iwan juga mengimbau masyarakat menjaga kesehatan lantaran cuaca panas dapat memengaruhi daya tahan tubuh. "Selain menghindari sengatan langsung sinar UV, makan makanan sehat dan bila perlu konsumsi vitamin."

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), cuaca panas yang terjadi di Indonesia berbeda dengan gelombang panas yang melanda sebagian besar negara-negara di Asia Selatan. Di India, misalnya, gelombang panas mengakibatkan puluhan orang meninggal dunia.

Kendati demikian, bagi politikus Partai Gerindra ini, masyarakat dan pemerintah Indonesia harus terus waspada dan bersiap menghadapi skenario terburuk.

"Kerja sama semua stakeholder sangat diperlukan. Apabila cuaca ekstrem menyebabkan kekeringan, pemerintah harus bekerja cepat mengatasinya, termasuk dengan melakukan modifikasi cuaca," tuturnya.

Iwan juga mengajak masyarakat mengatasi dampak perubahan iklim. Dia berpendapat, jargon ramah lingkungan (go green) jangan sekadar kata-kata. "Karena [perubahan iklim] bisa berdampak terhadap masa depan kita dan masa depan anak cucu kita di bumi."

img
Fatah Hidayat Sidiq
Reporter
img
Fatah Hidayat Sidiq
Editor

Untuk informasi menarik lainnya,
follow akun media sosial Alinea.id

Bagikan :
×
cari
bagikan